10 Faktor Pemicu Bunuh Diri
Posted by
Unknown at Tuesday 23 October 2012
Share this post:
|
Bunuh diri
merupakan tindakan bodoh yang di lakukan orang begitu mudahnya nyawa di
buang karena hal hal kecil yang sebenarnya masih bisa di selesaikan.
Seperti yang kita ketahui bunuh diri merupakan tindakan mengakhiri hidup
sendiri tanpa bantuan aktif orang lain. Tenyata banyak faktor pemicu
orang untuk melakukan bunuh diri nah kamu mau tahu faktor apa aja itu ?
Simak berikut ini seperti dikutip dari detik.com.
1. Depresi dan Gangguan Bipolar
60%
dari semua kasus bunuh diri dilakukan oleh orang yang mengalami
gangguan mood atau suasana hati. Gangguan ini cukup luas, meliputi
depresi berat dan gangguan bipolar, yaitu gangguan yang ditandai dengan
perubahan suasana hati secara ekstrim.
Orang yang mengalami
depresi berkepanjangan sangat berisiko bunuh diri. Ketika sedang
depresi, penderita tak punya tenaga untuk bunuh diri. Tapi seiring
berkurangnya gejala depresi, energi yang tersedia untuk bunuh diri
meningkat.
2. Gangguan mental
Sekitar 30%
kasus bunuh diri dilakukan oleh orang yang memiliki gangguan mental
selain gangguan mood. Misalnya gangguan stres pasca trauma (post
traumatic stress disorder atau PTSD), skizofrenia, gangguan kepribadian,
gangguan tidur, gangguan makan (terutama anoreksia nervosa), dan
kondisi lainnya. Orang yang memiliki 2 gangguan mental sekaligus paling
beresiko bunuh diri.
3. Konsumsi alkohol
Alkohol
terlibat dalam sekitar 30% kasus bunuh diri. Alkohol menyebabkan
depresi, mengurangi hambatan untuk melakukan bunuh diri dan memicu
penilaian buruk pada diri sendiri. Faktor-faktor ini juga berkaitan
dengan kekerasan dan pelecehan yang juga meningkatkan kemungkinan bunuh
diri.
4. Efek samping obat
Beberapa kasus
bunuh diri merupakan akibat efek samping obat resep atau kombinasi obat
resep. Chantix, obat untuk mengatasi kebiasaan merokok memiliki efek
samping ini. Kombinasi obat yang buruk juga bisa menyebabkan overdosis
dan mematikan.
5. Luka emosional
Penolakan,
penghinaan atau rasa malu dapat mendorong orang untuk melakukan bunuh
diri. Penolakan sosial yang dialami sering menyebabkan isolasi sosial
yang juga meningkatkan risiko bunuh diri.
Pada akhir 1980-an,
penelitian menemukan ada hubungan antara homoseksualitas, penolakan
sosial dan bunuh diri pada remaja, terutama pada pria. Pria muda
homoseksual atau biseksual beresiko besar malkukan upaya bunuh diri
daripada pria heteroseksual.
6. Rasa bersalah
Rasa
bersalah akibat menyaksikan atau mengalami penyiksaan, pelecehan,
pertempuran, pembantaian atau kekerasan bisa menjadi penyebab bunuh diri
pada beberapa kasus.
7. Menderita penyakit parah
Orang
yang sakit parah atau menderita penyakit kronis, lumpuh, cacat atau
kehilangan anggota tubuh terkadang melakukan bunuh diri. Orang yang
mengalami kondisi ini melakukan bunuh diri karena rasa sakit atau
ketidaknyamanan yang berhubungan dengan kondisinya. Bisa juga karena
rasa sedih akibat kehilangan fungsi tubuh atau penampilan yang buruk.
8. Kehilangan dan kesedihan
Kesedihan
dan kehilangan juga berkaitan dengan bunuh diri. Kehilangan orang yang
penting, pekerjaan, status sosial, jabatan, aset keuangan, kesehatan,
atau sesuatu yang lain biasanya memicu kesedihan.
Kehilangan dan
kesedihan dapat memicu krisis eksistensial di mana orang yang berduka
tidak dapat melihat alasan untuk terus hidup. Krisis yang sama juga
dapat terjadi ketika kehilangan status sosial dan sumber daya atau
jaminan keuangan.
9. Memiliki riwayat keluarga bunuh diri
Orang
yang memiliki riwayat keluarga pernah melakukan bunuh diri lebih
mungkin mencoba atau melakukan tindak bunuh diri. Orangtua yang mencoba
bunuh diri akan dijadikan model atau contoh bahwa tindakan itu dapat
diterima untuk mengatasi rasa sakit emosional atau stres. Proses belajar
ini tetap bertahan saat anak beranjak dewasa.
10. Dipenjara
Orang
yang dipenjara karena melakukan kejahatan berisiko tinggi melakukan
bunuh diri. Sayangnya, sulit mengetahui persisnya mengapa hal ini
terjadi karena ada banyak variabel yang ikut bermain.
Bunuh diri
mungkin menjadi pelarian ketika hukuman yang divonis terlalu lama.
Beberapa tahanan juga melakukan bunuh diri sebagai cara untuk melarikan
diri dari upaya perkosaan oleh tahanan lain.
Spektakuler Kan ?
[[ Adhi Setia Putra Asp ]]